Sabtu, 05 November 2016

Laporan praktikum depot air isi ulang

AIR ISI ULANG
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan fungsinya bagi kehidupan tidak pernah dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan air dalam tubuh. Menurut Notoadmodjo (2003), sekitar 60% berat badan orang dewasa terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80%. Kebutuhan sehari-hari terhadap air berbeda untuk tiap tempat dan tingkatan kehidupan. Semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat jumlah kebutuhan akan air.
Kebutuhan air minum setiap orang bervariasi dari 2,1 liter hingga 2,8 liter per hari, tergantung pada berat badan dan aktivitasnya. Namun, agar tetap sehat, air minum harus memenuhi persyaratan fisik, kimia, maupun mikrobiologi. Kebutuhan masyarakat akan air yang layak dan aman untuk diminum terus meningkat dari tahun ke tahun karena berlangsungnya pencemaran lingkungan yang menurunkan mutu air minum.Kecenderungan penggunaan air minum isi ulang oleh masyarakat khususnya di perkotaan semakin meningkat.Buruknya kondisi lingkungan membuat mereka khawatir untuk mengonsumsi air tanah, bahkan air ledeng yang disediakan pemerintah.
Air tanah sudah tidak aman dijadikan air minum karena telah terkontaminasi rembesan dari tangki septik maupun air permukaan.Hal inilah yang menjadi alasan mengapa air minum dalam kemasan (AMDK) yang disebut-sebut menggunakan air pegunungan banyak dikonsumsi.Namun, harga AMDK dari berbagai merek yang terus meningkat membuat konsumen mencari alternatif baru yang murah. Air minum isi ulang (AMIU) menjadi pilihan yang lain. Air minum jenis ini dapat diperoleh di depot dengan harga sepertiga lebih murah dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek.Karena itu banyak rumah tangga yang beralih pada layanan ini.Hal inilah yang menyebabkan air minum isi ulang bermunculan.
Proses pengolahan air minum isi ulang dilakukan dengan menggunakan sebuah alat khusus yang sering kita jumpai di depot air minum isi ulang. Alat tersebut terdiri dari berbagai komponen material yang mempunyai sifat fisik dan sifat kimia tertentu. Makalah ini mencoba mengkaji sifat fisik dan sifat kimia material alat pengolah air minum isi ulang ini dan mencari tahu proses kerja dari pengolahan air minum isi ulang sehingga air minum tersebut bisa dikonsumsi setiap hari oleh masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut, diantaranya adalah:
1. Apa saja material yang terdapat di sebuah alat pengolah air isi ulang?
2. Bagaimana sifat fisik dan sifat kimia material alat pengolah air isi ulang?
3. Bagaimana proses kerja alat pengolah air isi ulang tersebut?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut, yaitu:
1. Mengetahui material apa saja yang terdapat di sebuah alat pengolah air isi ulang.
2. Mengetahui sifat fisik dan sifat kimia material alat pengolah air isi ulang.
3. Mengetahui proses kerja dari alat pengolah air isi ulang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Teoritik
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum (Permenkes, 2010). Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi, dan radioaktof yang dimuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan (Permenkes, 2010).
Kualitas air telah menjadi isu yang semakin penting selama bertahun-tahun (Wanielista, et al,. 1997). Menurut Hem (1970), banyak faktor yang berpengaruh terhadap kualitas air, baik alami maupun nonalami (antropogenic factor). Faktor alami yang berpengaruh terhadap kualitas air adalah iklim, geologi, vegetasi, dan waktu. Sedangkan faktor nonalami adalah manusia.
Dalam hal memilih mengkonsumsi air minum isi ulang, yang harus diperhatikan adalah kualitas air yang telah disaring juga peralatan yang digunakan untuk menyaring kotoran yang terdapat pada air baku. Pada depot air minum isi ulang wajib dilakukan pembersihan secara berkala terutama pada tabung filter air dan filter sedimen demikian juga halnya pembersihan tangki minimal 6 bulan sekali.
Perhatikan langkah-langkah yang biasa dilakukan dalam pengisian air isi ulang yaitu :
a) sebelum diisi galon dicuci, disikat kemudian dibilas sampai bersih,
b) mengisi galon harus di ruang pengisian,
c) cari depot isi ulang yang menjaga higiene sanitasi dan kebersihan lingkungannya.
Air minum isi ulang biasanya memang bukan dari mata air pegunungan tetapi bila pengolahan (penyaringan dan pembersihan) benar maka kualitas air yang dihasilkan akan cukup baik dan tidak sadah ( mengandung batuan bumi/ garam mineral)

2.2 Desain Gambar Air Isi Ulang
Diagram alir
Ada berbagai macam proses penyaringan isi ulang yang ada dipasaran dari yang sederhana hingga yang berteknologi terkini. Namun secara umum teknologi yang sederhana seperti gambar dibawah ini ttelah memenuhi kualitas standard.
Gambar 1.1 Desain mesin
Keterangan dari gambar :
1. Pompa semi jet : dianjurkan penggunaan stainless steel.
2. Filter Media : umumnya pasir silika bangka akan lebih baik penggunaan antracite atau ferro.
3. Filter Media : karbon aktif lebih baik menggunakan karbon yang berkualitas baik dengan nilai absorb 900 keatas.
4. Filter catridge : banyak isi ulang menggunakan lebih dari 4 buah, akantetapi kesemuanya tergantung kualitas dari catridge itu.
5. Ozone processor
6. Pipa foodgrade : lebih baik jangan menggunakan pipa PVC yang tidak foodgrade karena akan menjadi sarang bakteri pada sambungan pipa yang terkena lem, gunakan hanya pipa tanpa lem dan pergunakan siku secara minimal.
7. Ultra violet : sesuaikan UV dengan flow pompa agar bakteri tidak lolos.
8. Sistem pengisian : selalu tertutup rapat agar mencegah kotoran dan bakteri udara menyebar, bila memungkinkan gunakan UV Ruang tapi radiasinya berbahaya terkena kulit dan mata.
9. Sistem pencucian galon dan pembilasan galon : gunakan bahan kimia yang aman untuk dikonsumsi sehingga tidak terjadi efek samping.
Untuk proses di atas dapat dikembangkan misalkan filter media menggunakan 3 tabung atau filter media menggunakan
stainless steel (untuk penampilan) tetapi gunakan ss tabung 304 karena stainless bukan selamanya lebih baik dari tabung FRP. Anggapan bahwa semakin banyak filter media yang digunakan akan semakin baik, tetapi lebih diperhatikan kualitas dari media tersebut ini yang akan sangat membantu dari rasa air minum.
Atau catridge filer menggunakan kualitas yang bagus dan juga dapat dipergunakan dalam jumlah lebih banyak bahkan sistem tersebut dapat dikembangkan juga menggunakan sistem Ultra Filtrasi 0.01 mikron sehingga kualitas lebih baik.
Pemasangan ozone juga harus disesuaikan dengan kapasitas pompa, banyaknya ozone yang sering ditemui di tempat-tempat isi ulang tidak sesuai dengan kapasitas pompa yang digunakan jadi hanya sekedar ada ozone tetapi manfatnya tidak maksimal.
UV (ultra violet) sebagai proses sterilisasi merupakan hal paling penting dalam proses sederhana ini karena ini adalah jantung kedua setelah ozone jadi kapasitas/kemampuan UV tersebut harus diperhatikan dan disesuaikan dengan pompa.
Contoh proses penyaringan pada Pure It
Tahap 1 : Saringan Serat Mikro menghilangkan semua kotoran yang terlihat. Tahapan pertama adalah filtrasi air lewat penyaring serat mikro untuk menghilangkan kotoran yang terlihat.
Tahap 2 : Filter Karbon Aktif menghilangkan pestisida dan parasit berbahaya. Tahapan kedua adalah melewatkan air pada lapisan karbon aktif yang akan menghilangkan pestisida dan parasit berbahaya.
Tahap 3 : Prosesor Pembunuh Kuman menghilangkan bakteri dan virus berbahaya dalam air. Tahapan ketiga adalah tahapan yang paling penting, di mana semua virus dan bakteri dibasmi oleh sebuah teknologi bernama programmed disinfection technology .
Tahap 4 : Penjernih menghasilkan air yang jernih, tidak berbau, dengan rasa yang alami. Sedangkan tahapan terakhir adalah proses penjernihan yang memungkinkan air menjadi tak berbau dan tak berwarna.
Keseluruhan tahapan itu dilakukan dalam alat yang berukuran seperti dispenser. Dalam produk keluaran dari Unilever ini, terdapat bagian yang paling penting untuk proses sterilisasi, disebut germkill kit . Bagian ini mampu berfungsi maksimal selama kurang lebih delapan bulan dengan pemakaian normal, atau sebanyak kurang lebih 80 liter. Dalam bagian tersebut, terdapat lapisan karbon, pembunuh bakteri, dan penjernih. Air terlindungi dari kuman berbahaya penyebab penyakit dengan menggunakan standar terketat EPA ( Environmental
Protection Agency ) USA yang menghilangkan log 6 bacteria, log 4 virus, dan log 3 parasites.
2.3 Material yang dibutuhkan
1. Sifat kimia material
Sifat kimia pada air yang akan digunakan untuk isi ulang adalah:
Derajat keasaman (pH) antara 6,5 9,2
Tidak boleh ada zat kimia berbahaya, kalaupun ada jumlahnya harus sedikit sekali
Unsur kimiawi yang diizinkan tidak boleh melebihi standar yang ditentukan
Kriteria Kualitas Air yang Dapat Digunakan Sebagai Air Minum
1. Sifat fisik material
Kualitas air minum meliputi sifat fisik, yaitu temperatur, warna, kekeruhan, rasa dan bau, konsentrasi ion hidrogen, dan daya hantar listrik.
Standart minimum peralatan antara lain:
1. Memiliki penyaringan berupa pasir silika dan karbon aktif
Pasir silika berfungsi untuk menyaring partikel besar dan kecil endapan dan lumpur dalam air. Sedangkan karbon aktif berfungsi untuk menyerap bau dalam air dan menjernihkan air. Penempatan pasir silika dan karbon aktif adalah dalam tabung filter PVC, Fiber ataupun Stainless. Ukuran tinggi tabungnya biasanya 125 cm ataupun 150 cm.
1. Memiliki penyaringan filter sedimen
Untuk depot air minum jumlah minimal filter sedimen adalah 6 buah (lebih banyak lebih baik). Penempatan filter sedimen adalah dibagian di dalam housing filter.
1. Memiliki ultraviolet yang sesuai kapasitas
Salah satu komponen instalasi air minum yang penting adalah ultraviolet. Karena berfungsi untuk membunuh kuman virus dan bakteri (termasuk E. Coli ). Efektifitas penyinaran lampu UV sangat tergantung kepada Daya (watt) lampu tersebut dan kecepatan yang disinarinya, dan sangat berbahaya jika depot isi ulang tidakmemiliki lampu UV
2.4 Proses kerja dan analisis Proses Kerja
Sebuah membran semi-permeable , seperti membran yang tersusun dari dinding sel atau seperti susunan sel pada kantung kemih, bersifat selektif terhadap benda-benda yang akan melaluinya. Umumnya membran ini sangat mudah untuk dilalui oleh air karena ukuran molekulnya yang kecil, tapi juga mencegah kontaminan lain yang mencoba melaluinya. Sebagai percobaan, air diisikan di kedua sisi membran, dimana air di salah satu sisinya memiliki perbedaan konsentrasi mineral-mineral terlarut, karena air memiliki sifat berpindah dari larutan berkonsentrasi rendah menjuju larutan berkonsentrasi lebih tinggi, maka air akan berpindah (berdifusi) melalui membran dari sisi konsentrasi rendah ke sisi konsentrasi yang lebih tinggi. Sehingga, tekanan osmotik akan melawan proses difusi, dan akan terbentuk kesetimbangan.
Gambar 2.1 : Skema
Proses Reverse Osmosis menggerakkan air dari konsentrasi kontaminan yang tinggi (sebagai air baku) menuju penampungan air yang memiliki konsentrasi kontaminan sangat rendah. Dengan menggunakan air bertekanan tinggi di sisi air baku, sehingga dapat menciptakan proses yang berlawanan (reverse) dari proses alamiah osmosis. Dengan tetap menggunakan membran semi-permeable maka hanya akan mengijinkan molekul air yang melaluinya dan membuang bermacam-macam kontaminan yang terlarut. Proses spesifik yang terjadi dinamakan ion eksklusi, dimana sejumlah ion pada permukaan membran sebagai sebuah pembatas mengijinkan molekul-molekul air untuk melaluinya seiring melepas substansi-substansi lain.
Gambar 2.2 Skema proses reverse osmosis
Membran semi-permeable di awal-awal percobaan osmosis berasal dari kantung kemih babi. Sebelum tahun 1960, membran-membran jenis ini dinilai sangat tidak efisien, mahal, dan tidak handal untuk penggunaan aplikasi osmosis diluar laboratorium. Bahan-bahan sintetik modern, mampu memecahkan masalah ini, membuat membran menjadi lebih efektif dalam menghilangkan kontaminan, dan membuatnya lebih kuat untuk menahan tekanan air yang lebih besar sebagai efisiensi pengoperasian. Walaupun dengan kemampuannya untuk memurnikan air baku, sebuah sistem Reverse Osmosis harus secara berkala dibersihkan untuk mencegah terbentuknya kerak di permukaan membran. Sistem Reverse Osmosis memerlukan karbon sebagai penyaring awal untuk mereduksi kandungan klorin yang akan merusak membran Reverse Osmosis dan juga membutuhkan filter sedimen untuk menyaring material-material terlarut dari air baku sehingga tidak menymbat di membran. Mereduksi kesadahan melalui proses water softening atau chemical softening juga dibutuhkan untuk wilayah-wilayah yang memiliki air baku yang sadah.
1. a. Low Pressure System (biasadigunakan di perumahan)
Sistem Reverse Osmosis bertekanan rendah adalah yang bertekanan kurang dari 100 psig. Biasanya digunakan di area perumahan yang menggunakan sistem penampungan seperti pada skema berikut.
Gambar 2.3 skema sistem reverse osmosis
Tangki penampungan penempatan di atas (countertop) biasanya tidak bertekanan namun jenis tangki penampung terbenam (undersink) biasanya bertekanan yang akan bertambah seiring bertambahnya isi tangki. Sistem bertekanan ini mampu menyediakan tekanan yang cukup untuk menggerakkan air dari tangki penampungan menuju kran. Tapi sayangnya, hal ini juga akan menciptakan tekanan balik melawan membran, yang dapat menurunkan efisiensi sistem. Beberapa unit mengatasi masalah ini dengan menggunakan tangki tidak bertekanan dengan pompa untuk mendapatkan air yang telah dimurnikan saat dibutuhkan.
Unit-unit bertekanan rendah biasanya mampu menghasilkan 2 15 galon per hari, dengan efisiensi besar jumlah air limbah (reject water) sebanyak 24 galon untuk setiap galon air murni yang dihasilkan. Kemurnian air yang dihasilkan mampu mencapai 95%. Sistem jenis ini sangat terjangkau. Unit jenis ini memerlukan pemeliharaan berupa penggantian pre dan post filter (biasanya 1 hingga 4 kali per tahun); dan penggantian membran Reverse Osmosis setiap 2 hingga 3 tahun sekali, tergantung penggunaan.
1. b. High Pressure System (biasa digunakan untuk komersial dan industri)
Sistem tekanan tinggi biasanya beroperasi pada tekanan 100 1000 psig, tergantung membran yang digunakan dan air yang akan diolah. Sistem ini biasanya digunakan untuk industri dan komersial dimana dibutuhkan volume yang besar namun tetap pada standar kemurnian yang tinggi. Kebanyakan sistem komersial dan industri menggunakan banyak membran yang diatur secara pararel untuk menghasilkan jumlah air yang diinginkan. Air yang telah diproses dari stage pertama kemudian dilanjutkan ke modul membran tambahan untuk mendapatkan tingkat pemurnian yang lebih tinggi. Air limbah yang dihasilkan dapat juga diarahkan ke modul membran berikutnya untuk meningkatkan efisiensi sistem (lihat diagram dibawah berikut), walau pembersihan (flushing) masih tetap diperlukan saat konsentrasi meningkat mencapai tingkat kegagalan (fouling). Sistem High Pressure untuk industri mampu menghasilkan 10 hingga ribuan galon air perhari dengan efisiensi 1 9 galon air limbah. Kemurnian air bisa mencapai 95%. Sistem ini lebih besar dan lebih rumit dibandingkan sistem Low Pressure.
1. c. Reverse Osmosis Treatment
Reverse Osmosis mampu menghilangkan banyak jenis kontaminan kesehatan dan aestatik. Didesain dengan efektif sehingga mampu menghilangkan rasa, warna dan bau yang tidak sedap, dan rasa asin atau soda yang disebabkan oleh klorida atau sulfat. Reverse Osmosis juga efektif untuk menghilangkan kontaminan kesehatan seperti arsenik, asbestos, atrazine (hebrisida/pestisida), florida, timah, merkuri, nitrat, dan radium. Dengan menggunakan pre-filter karbon yang sesuai (yang biasanya termasuk di banyak sistem reverse osmosis), maka akan mampu menghilangkan kontaminan seperti benzene, trikloretilen, trihalometana, dan radon. Beberapa sistem reverse osmosis juga mampu menghilangkan kontaminan biologi seperti Crystosporidium. Peringatan dari Water Quality Association (WQA), bahwa membran reverse osmosis secara umum mampu menghilangkan semua mikro-organisme dan kontaminan kesehatan, dengan perancangan sistem reverse osmosis yang dapat mencegah kegagalan perlindungan pada sistem air minum. Saat kita mencari produk untuk sistem pemurnian air dari kontaminan kesehatan, pastikan produk tersebut sudah lulus uji secara laboratorium.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
Reverse osmosis merupakan teknologi yang relatif baru, tapi sangat efektif, sebuah aplikasi proses sains yang ditemukan. Sistem reverse osmosis memiliki banyak jenis, dengan kapasitas untuk memnuhi satu lingkup keluarga atau sebesar kapasitas kebutuhan industri yang memerlukan ribuan galon per hari. Dengan kelebihan-kelebihan sistem ini dan desain membran telah meningkatkan efesiensi dan kehandalannya,
reverse osmosis dapat digunakan dibanyak jenis aplikasi water treatment untuk waktu yang lama.


Jumat, 04 November 2016

destilasi

BAB  I
PENDAHULUAN

A.           Latar  Belakang
Destilasi  adalah  metode  pemisahan  zat-zat  cair  dari  campurannya  berdasarkan  perbedaan  titik  didih. Pada  proses  destilasi  sederhana, suatu  campuran  dapat  dipisahkan  bila  zat-zat  penyusunnya  mempunyai  perbedaan  titik  didih  cukup  tinggi. Misalnya  untuk  memisahkan  natrium  klorida  dan  air  dari  larutan  NaCl, maka  pelarut  yang  mempunyaai  titik  didih  rendah  dalam  hal  ini  air  diuapkan  kemudian diembunkan (dikondensasikan)  kembali  untuk  mendapatkan  air  murni  (aquades). Bila  proses  ini  dilanjutkan  maka  semua  air  akan  habis  menguap  dan  terkondensasi  sehingga  yang  tertinggal  hanya  padatan  zat  terlarut  natrium  klorida.[1]
Proses  destilasi  merupakan  salah  satu  cara  untuk  memisahkan  komponen  dalam  larutan  yang  berbentuk  cair  atau  gas  dengan  mendasarkan  pada  perbedaan  titik  didih  komponen  yang  ada  di dalamnya. Dasar  dari  pemisahan  dengan  destilasi  adalah  jika  suatu  campuran  komponen  diuapkan  maka  komposisi pada  fase  uap  akan  berbeda  dengan  fase  cairnya. Untuk  komponen  yang  memiliki  titik  didih  lebih  rendah  maka  akan  didapatkan  komposisi  yang  cenderung  lebih  besar  pada  fase  uapnya, uap  ini  akan  diembunkan  dan  dididihkan  kembali  secara  bertingkat-tingkat  maka  akan  diperoleh  komposisi  yang  semakin  murni  pada  salah  satu  komponen.[2]
2
 
Berdasarkan  latar   belakang  tersebut, maka  dilakukanlah  percobaan  destilasi ini dengan  menggunakan  sampel  air  kanal.  

B.        Rumusan  Masalah
Rumusan  masalah  dari  percobaan  ini  adalah  sebagai  berikut :
1.      Bagaimana  prinsip  dasar  proses  destilasi  sederhana?
2.      Berapa  volume  destilat  yang  diperoleh  dari  sampel  air  kanal?

C.       Tujuan  Percobaan
            Tujuan percobaan ini adalah sebagai  berikut :
1.   Untuk  mengetahui  prinsip  dasar  proses  destilasi  sederhana.
2.   Untuk memurnikan  sampel air  kanal.













BAB  II
TINJAUAN  PUSTAKA

Dasar  pemisahan  pada  destilasi  adalah  perbedaan  titik  didih  komponen  cairan  yang  dipisahkan  pada   tekanan  tertentu. Penguapan  diferensial  dari  suatu  campuran  cairan  merupakan  bagian  terpenting  dalam  proses  pemisahan  dengan  destilasi, diikuti  dengan  penampungan  material  uap  dengan  cara  pendinginan  dan  pengembunan  dalam  kondensor  pendingin-air. Beberapa  teknik  destilasi  telah  dikembangkan  untuk  pekerjaan-pekerjaan  preparative  di laboratorium  dan  industri. Sebagai  contoh  adalah  pemurnian  alkohol, pemisahan  minyak  bumi  menjadi  fraksi-fraksinya  dan  pembuatan  minyak  atsiri.[3]
3
 
Mempelajari  proses  pemisahan  dengan  teknik  destilasi  mesti  dipahami  bahwa  semua  molekul  dalam  fasa   cair  memiliki  dinamika  pergerakan  yang  konstan. Pembangkitan  tekanan  internal  dan  kecenderungan  molekul  lepas  dari  permukaan  dalam bentuk  uap, tergantung  pada  karakteristik  cairan. Tekanan  uap adalah  ukuran  kecenderungan  terlepasnya  molekul  dari  permukaan  cairan, tekanan  uap  cairan  adalah  sifat  dari  cairan  itu  dan  tidak  tergantung  pada  komposisi  fasa  uap. Peningkatan  temperatur  akan  meningkatkan  pergerakan  molekul  fasa  cair  sehingga  mempercepat  proses  terlepasnya molekul.[4]
Pemisahan  dengan  cara  destilasi  melibatkan  penguapan  diferensial  dan   suatu  campuran  cairan  diikuti  dengan  penampungan  material  yang  menguap  dengan  cara  pendinginan  dan  pengembunan. Destilasi  hanya  merupakan  salah  satu  langkah   dalam  pengerjaan  analisis  kimia. Hal  ini  misalnya  terjadi  pada  analisis  kadar  N  dan  Protein  cara  Kjeldahl. Secara  umum  destilasi  dapat  diklasifikasi  menjadi  destilasi  sederhana, destilasi  fraksional  dan  destilasi  uap. Pemisahan  destilasi  menyangkut  kesetimbangan  uap  dan  cairan  pada  suhu  tertentu.[5]
Syarat   umum  pemisahan  campuran  cairan  dengan  cara  destilasi  adalah  semua  komponen  yang  terdapat  didalam  campuran  haruslah  bersifat  volatile. Pada  suhu  yang  sama, tingkat  penguapan  masing-masing  komponen  akan  berbeda-beda. Hal  ini  berarti  bahwa  pada  suhu  tertentu, komponen  yang  lebih  volatile  dalam  campuran  cairan  akan  lebih  banyak  membangkitkan  uap. Sifat  yang  demikian  ini  akan  terjadi  sebaliknya, yakni  pada  suhu  tertentu, suhu  fasa cairan  akan  lebih  banyak  mengandung  komponen  yang  kurang  volatil. Jadi  cairan  yang  setimbang  dengan  uapnya  pada  suhu  tertentu  memiliki  komposisi  yang  berbeda. Perbedaan  komposisi  dalam  kesetimbangan  uap  cairan  dapat   dengan  mudah  dipelajari  pada  destilasi  pemisahan  campuran  alkohol  dari  air.[6]
Jenis  destilasi  yang  umum  dipakai  dalam  banyak  laboratorium  meliputi  destilasi  sederhana, destilasi  fraksionasi (bertingkat), destilasi  kolom  tutup  gelembung, destilasi  uap  dan  destilasi  vakum.[7]
Pemisahan  dua  komponen  senyawa  dengan  destilasi  sederhana  yang  umum   dilakukan  di laboratorium, memiliki  rangkaian  alat  seperti  pada  gambar  2.1. Rangkaian  ini  terdiri  dari  labu  destilasi  yang  bagian  sisinya  dengan  melalui  sumbat  berlubang  yang  sesuai, disambungkan  ke kondensor  pendingin-air. Mulut  atas  labu  destilasi  ditempatkan  thermometer  dengan  jepitan  sumbat  berlubang  sehingga  jarak  antara  permukaan  cairan  dengan  ujung  merkuri  dari  thermometer  dapat   diatur  sekitar  5-10 mm. Sambungan  labu  destilasi  dengan  kondensor  didukung  oleh  tiang  penyangga, dipasang  tidak  terlalu  ketat  dengan  klem  logam  berlapis  karet  pada  bagian  yang  bersentuhan  langsung  dengan  gelas.[8]
  


Gambar  2.1  Rangkaian  alat  destilasi  sederhana
Destilasi  digunakan  untuk  memisahkan  dua  campuran  senyawa  atau  lebih  atas  dasar  perbedaan  titik  didih. Senyawa  dengan  titik  didih  yang  paling  rendah  akan  terpisahkan  terlebih  dahulu. Air  pendingin  dimasukkan  dari  ujung  yang  paling  dekat  dengan  adaptor, dan  air  keluar  melalui ujung  pendingin  yang  lain. Termometer  dipasang  sedemikian  rupa  sehingga  dapat  menunjukkan  titik  didih  senyawa  yang  sedang  dipisahkan. Ujung  termometer  diletakkan  tepat  pada  posisi  ujung  pendingin.[9]
Labu  destilasi  hampir  sama  dengan  labu  alas   bulat, tetapi  mempunyai  pipa  ke arah  sisi. Pipa  kea rah  sisi  ini  akan  disambungkan  dengan  alat  gelas  pendingin  pada  saat  digunakan  untuk  keperluan  destilasi.[10]
Piranti-penukar  kalor  khusus  yang  digunakan  untuk  mencairkan  uap  dengan  mengambil  kalor  tentunya  disebut  kondensor (condenser). Kondensor  dapat  dibagi  atas  dua  golongan. Dalam  golongan  pertama,  yang  disebut  kondensor   jenis  selongsong  dan  tabung  (shell-and-tub-condenser), uap  yang  terkondensasi  dipisahkan  dari  pendingin  oleh  permukaan  perpindahan  kalor  berbentuk  tabung. Dalam  golongan  kedua, yang  disebut  kondensor  kontak (contact  condenser), arus  pendingin  dan  arus  uap  yang  keduanya  biasanya  adalah  air, bercampur  secara  fisik, dan  meninggalkan  kondensor  sebagai  satu  arus  tunggal.[11]
Pemisahan  campuran  dari  dua  cairan  yang  menguap  atau  yang  titik  didihnya  berdekatan  lebih  banyak  persoalannya, sehingga  tidakdapat  dilakukan  dengan  destilasi  biasa. Suatu  cara  yang  biasa  digunakan  untuk  memperoleh  hasil  yang  lebih  baik  disebut  destilasi  bertingkat. Destilasi  bertingkat  yaitu  proses  dalam  mana komponen-komponennya  secara  bertingkat  diuapkan  dan  diembunkan.[12]
Beberapa  campuran  komponen, untuk  komposisi, suhu  dan  tekanan  tertentu  tidak  memenuhi  kecenderungan  tersebut, artinya  jika  campuran  tersebut  dididihkan  maka  komposisi  fase  uapnya  akan  memiliki  komposisi   yang  sama  dengan  fase  cairnya, keadaan  ini  disebut  kondisi  azeotrop, sehingga  campuran  pada  kondisi  ini  tidak  tidak  dapat  dipisahkan  dengan  cara  destilasi  biasa. Untuk  mengatasi  kondisi  ini maka  harus  diberikan  perlakuan  tertentu  untuk  memisahkan  campuran  komponen  ini. Salah  satu  cara  yang  dapat  dilakukan  adalah  dengan  menambahkan  bahan  lain  ke dalam  campuran  yang  akan  di destilasi, bahan  ini  dikenal  dengan  nama  entrainer, yaitu  suatu  bahan  yang  ditambahkan  untuk  merubah  komposisi  ikatan  kimia  antar  molekul  penyusun  campuran. Penambahan  entrainer  dilakukan  untuk  destilasi  biner  atau  dua  komponen, tetapi  untuk  destilasi  multi  komponen  tidak  perlu  dilakukan  penambahan  entrainer  karena  komponennya  sudah  memiliki  komposisi  uap  yang  berbeda  yang   disebabkan  oleh  perbedaan  titik didih  masing-masing  komponen.[13]
Pemisahan  campuran  yang  membentuk  larutan  non ideal  dapat  menunjukkan  perilaku  yang  lebih  rumit. Campuran  tersebut  tidak  dapat  dipisahkan  secara  menyeluruh  ke dalam  komponen-komponennya, karena  bila dididihkan  campuran  akan  mendidih  dengan  konstan. Campuran  semacam  ini  disebut  azeotrop. Azeotrop  yaitu  campuran  yang  mendidih  pada  suhu  konstan  dengan  komposisi  yang  konstan. Campuran  HCl  dan air  adalah  contoh  larutan  non  ideal  yang  menunjukkan  deviasi  negatif  besar.[14]
BAB  III
METODE  PERCOBAAN

A.       Waktu  dan  Tempat
Hari / Tanggal   :  Jum’at / 02  Mei  2014
Pukul                : 13.30 – 16.00 Wita
Tempat              : Laboratorium  Kimia  Analitik
UIN  Alauddin  Makassar.

B.        Alat  dan  Bahan
1.         Alat
Alat  yang  digunakan  pada  percobaan  ini  adalah  hot  plate, labu  destilasi  1000  ml, kondensor,steel  head, adaptor, termometer 1000c, gelas  ukur  25 ml, erlenmeyer  300 ml, gelas  piala  200 ml, botol  semprot, statif dan klem, selang  karet, kasa  asbes, gabus  berlubangdan  batu  didih .
2.         Bahan
Bahan  yang  digunakan  pada  percobaan  ini  adalah  aluminium  foil, air  kanal, es  batu, tissue  dan   vaselin .
C.    Prosedur  Kerja
Prosedur  kerja  yang  dilakukan pada  percobaan  ini  adalah  memasukkan  sampel  air  kanal  300  ml  ke dalam  labu  destilasi. Memasukkan  batu  didih . Merangkai  alat  destilasi. Memasang  selang  karet  dan  menghubungkan  dengan  sumber  air  yang  telah  di beri  es  batu. Menyambungkan  dengan  arus  listrik. Mengalirkan  air  melalui alat  pendingin (kondensor). Memanaskan  sampel  air  dalam  labu  destilasi  hingga  mendidih. Mengamati  kenaikan  temperatur  pada  labu  destilasi. Membaca  titik  didih  sampel  dalam  labu destilasi. Mengamati  suhu  ketika  sampel  mulai  menguap  dan  ketika  sampel  mulai  menetes. Mengukur  volume  destilat.




















BAB  IV
HASIL  DAN  PEMBAHASAN

A.       Hasil  Pengamatan
Dari  percobaan  yang  telah  dilakukan  maka  dapat  diamati  sebagai  berikut :
NO.
Keadaan
Suhu
Volume
1.
2.
Saat  mulai  menguap
Saat  Mulai  Menetes
49oC
93 oC
32  ml
32    ml

B.        Pembahasan
11
 
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui  prinsip dasar destilasi secara sederhana dengan menggunakan sampel air  kanal, prinsip  dasar  destilasi  sederhana  adalah  perbedaan titik didih dari zat-zat cair dalam campuran zat cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang memiliki titik didih terendah akan menguap lebih dahulu, kemudian apabila didinginkan akan mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat). Hal yang pertama dilakukan adalah memasukkan sampel dan  batu didih ke dalam labu destilasi, fungsi dari penambahan dari batu didih ini adalah untuk  mempercepat  sampel  mendidih  dan  sebagai pencegah letupan-letupan sehingga mengurangi resiko kecelakaan pada saat melakukan proses destilasi. Kedua, merangkai  alat  destilasi  dan  menjalankan  air  pada  selang  karet. Fungsi  air  yang  masuk  dan  keluar  melalui  selang  karet  yaitu  sebagai  sumber  pendingin  uap  yang  berada  pada  kodensor. Ketiga, menghubungkan labu destilasi dengan kondensor dan memanaskan sampel tersebut sampai mendidih dan mengukur suhunya dengan termometer.Fungsi  dari saling  hubung  antara  labu  destilasi  dengan  kondensor  yaitu  untuk  menyalurkan  uap  dari  labu  destilasi  dan  didinginkan  dalam  kondensor. Termometer  berfungsi  sebagai  penentu  temperatur  baik  sebelum  sampel  mendidih, setelah  mendidih  dan  menghasilkan  uap  hingga  saat  air  mulai  menetes  atau  menghasilkan  air  murni (destilat)
12
 
Dari hasil pengamatan diperoleh  bahwasampel tersebut menguap  tepat pada suhu 49oC dengan volume awal sampel 300 mL dan setelah didestilasi menghasilkan destilat  sebesar 32 mL .
















BAB  V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kesimpulan  dari  percobaan  ini  adalah  sebagai  berikut :
1.      Prinsip  dasar  destilasi  sederhana  adalah  perbedaan titik didih dari zat-zat cair dalam campuran zat cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang memiliki titik didih terendah akan menguap lebih dahulu, kemudian apabila didinginkan akan mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat).
2.      Destilat  yang  diperoleh  sebanyak  32  ml.

B.     Saran
Saran  yang  ingin  disampaikan  untuk  percobaan  selanjutnya  yaitu  sebaiknya  digunakan  pula  sampel  lain  misalnya  air  berkarbonasi (air  soda)  sehingga  hasilnya  dapat  di bandingkan  dengan   percobaan  ini.