BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Destilasi
adalah metode pemisahan
zat-zat cair dari
campurannya berdasarkan perbedaan
titik didih. Pada proses
destilasi sederhana, suatu campuran
dapat dipisahkan bila
zat-zat penyusunnya mempunyai
perbedaan titik didih
cukup tinggi. Misalnya untuk
memisahkan natrium klorida
dan air dari
larutan NaCl, maka pelarut
yang mempunyaai titik
didih rendah dalam
hal ini air
diuapkan kemudian diembunkan
(dikondensasikan) kembali untuk
mendapatkan air murni
(aquades). Bila proses
ini dilanjutkan maka
semua air akan
habis menguap dan
terkondensasi sehingga yang
tertinggal hanya padatan
zat terlarut natrium
klorida.[1]
Proses
destilasi merupakan salah
satu cara untuk
memisahkan komponen dalam
larutan yang berbentuk
cair atau gas
dengan mendasarkan pada
perbedaan titik didih
komponen yang ada di
dalamnya. Dasar dari pemisahan
dengan destilasi adalah
jika suatu campuran
komponen diuapkan maka
komposisi pada fase uap
akan berbeda dengan
fase cairnya. Untuk komponen
yang memiliki titik
didih lebih rendah
maka akan didapatkan
komposisi yang cenderung
lebih besar pada
fase uapnya, uap ini
akan diembunkan dan
dididihkan kembali secara
bertingkat-tingkat maka akan
diperoleh komposisi yang
semakin murni pada
salah satu komponen.[2]
|
Berdasarkan latar
belakang tersebut, maka dilakukanlah
percobaan destilasi ini
dengan menggunakan sampel
air kanal.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dari percobaan
ini adalah sebagai
berikut :
1.
Bagaimana prinsip
dasar proses destilasi
sederhana?
2.
Berapa volume
destilat yang diperoleh
dari sampel air
kanal?
C.
Tujuan
Percobaan
Tujuan
percobaan ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui
prinsip dasar proses
destilasi sederhana.
2.
Untuk
memurnikan sampel air kanal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dasar
pemisahan pada destilasi
adalah perbedaan titik
didih komponen cairan
yang dipisahkan pada
tekanan tertentu. Penguapan diferensial
dari suatu campuran
cairan merupakan bagian
terpenting dalam proses
pemisahan dengan destilasi, diikuti dengan
penampungan material uap
dengan cara pendinginan
dan pengembunan dalam
kondensor pendingin-air.
Beberapa teknik destilasi
telah dikembangkan untuk
pekerjaan-pekerjaan preparative di laboratorium dan
industri. Sebagai contoh adalah
pemurnian alkohol, pemisahan minyak
bumi menjadi fraksi-fraksinya dan
pembuatan minyak atsiri.[3]
|
Mempelajari proses
pemisahan dengan teknik
destilasi mesti dipahami
bahwa semua molekul
dalam fasa cair memiliki dinamika
pergerakan yang konstan. Pembangkitan tekanan
internal dan kecenderungan
molekul lepas dari
permukaan dalam bentuk uap, tergantung pada
karakteristik cairan.
Tekanan uap adalah ukuran
kecenderungan terlepasnya molekul
dari permukaan cairan, tekanan uap
cairan adalah sifat
dari cairan itu
dan tidak tergantung
pada komposisi fasa
uap. Peningkatan temperatur akan
meningkatkan pergerakan molekul
fasa cair sehingga
mempercepat proses terlepasnya molekul.[4]
Pemisahan
dengan cara destilasi
melibatkan penguapan diferensial
dan suatu campuran
cairan diikuti dengan
penampungan material yang
menguap dengan cara
pendinginan dan pengembunan. Destilasi hanya
merupakan salah satu langkah dalam
pengerjaan analisis kimia. Hal
ini misalnya terjadi
pada analisis kadar
N dan Protein
cara Kjeldahl. Secara umum
destilasi dapat diklasifikasi
menjadi destilasi sederhana, destilasi fraksional
dan destilasi uap. Pemisahan destilasi
menyangkut kesetimbangan uap
dan cairan pada
suhu tertentu.[5]
Syarat
umum pemisahan campuran
cairan dengan cara
destilasi adalah semua
komponen yang terdapat
didalam campuran haruslah
bersifat volatile. Pada suhu
yang sama, tingkat penguapan
masing-masing komponen akan
berbeda-beda. Hal ini berarti
bahwa pada suhu
tertentu, komponen yang lebih
volatile dalam campuran
cairan akan lebih
banyak membangkitkan uap. Sifat
yang demikian ini akan terjadi
sebaliknya, yakni pada suhu
tertentu, suhu fasa cairan akan
lebih banyak mengandung
komponen yang kurang
volatil. Jadi cairan yang
setimbang dengan uapnya
pada suhu tertentu
memiliki komposisi yang
berbeda. Perbedaan komposisi dalam
kesetimbangan uap cairan
dapat dengan mudah
dipelajari pada destilasi
pemisahan campuran alkohol
dari air.[6]
Jenis
destilasi yang umum
dipakai dalam banyak
laboratorium meliputi destilasi
sederhana, destilasi fraksionasi
(bertingkat), destilasi kolom tutup
gelembung, destilasi uap dan
destilasi vakum.[7]
Pemisahan
dua komponen senyawa
dengan destilasi sederhana
yang umum dilakukan
di laboratorium, memiliki
rangkaian alat seperti
pada gambar 2.1. Rangkaian ini
terdiri dari labu
destilasi yang bagian
sisinya dengan melalui
sumbat berlubang yang
sesuai, disambungkan ke kondensor pendingin-air. Mulut atas
labu destilasi ditempatkan
thermometer dengan jepitan
sumbat berlubang sehingga
jarak antara permukaan
cairan dengan ujung
merkuri dari thermometer
dapat diatur sekitar
5-10 mm. Sambungan labu destilasi
dengan kondensor didukung
oleh tiang penyangga, dipasang tidak
terlalu ketat dengan
klem logam berlapis
karet pada bagian
yang bersentuhan langsung
dengan gelas.[8]
Gambar
2.1 Rangkaian alat
destilasi sederhana
Destilasi
digunakan untuk memisahkan
dua campuran senyawa
atau lebih atas
dasar perbedaan titik
didih. Senyawa dengan titik
didih yang paling
rendah akan terpisahkan
terlebih dahulu. Air pendingin
dimasukkan dari ujung
yang paling dekat
dengan adaptor, dan air
keluar melalui ujung pendingin
yang lain. Termometer dipasang
sedemikian rupa sehingga
dapat menunjukkan titik
didih senyawa yang
sedang dipisahkan. Ujung termometer
diletakkan tepat pada
posisi ujung pendingin.[9]
Labu
destilasi hampir sama
dengan labu alas
bulat, tetapi mempunyai pipa
ke arah sisi. Pipa kea rah
sisi ini akan
disambungkan dengan alat
gelas pendingin pada
saat digunakan untuk
keperluan destilasi.[10]
Piranti-penukar kalor
khusus yang digunakan
untuk mencairkan uap
dengan mengambil kalor
tentunya disebut kondensor (condenser). Kondensor
dapat dibagi atas
dua golongan. Dalam golongan
pertama, yang disebut
kondensor jenis selongsong
dan tabung (shell-and-tub-condenser),
uap yang
terkondensasi dipisahkan dari
pendingin oleh permukaan
perpindahan kalor berbentuk
tabung. Dalam golongan kedua, yang
disebut kondensor kontak (contact condenser), arus pendingin
dan arus uap
yang keduanya biasanya
adalah air, bercampur secara
fisik, dan meninggalkan kondensor
sebagai satu arus
tunggal.[11]
Pemisahan
campuran dari dua
cairan yang menguap
atau yang titik
didihnya berdekatan lebih
banyak persoalannya, sehingga tidakdapat
dilakukan dengan destilasi
biasa. Suatu cara yang
biasa digunakan untuk
memperoleh hasil yang
lebih baik disebut
destilasi bertingkat.
Destilasi bertingkat yaitu
proses dalam mana komponen-komponennya secara
bertingkat diuapkan dan
diembunkan.[12]
Beberapa
campuran komponen, untuk komposisi, suhu dan
tekanan tertentu tidak
memenuhi kecenderungan tersebut, artinya jika
campuran tersebut dididihkan
maka komposisi fase
uapnya akan memiliki
komposisi yang sama
dengan fase cairnya, keadaan ini
disebut kondisi azeotrop, sehingga campuran
pada kondisi ini
tidak tidak dapat
dipisahkan dengan cara
destilasi biasa. Untuk mengatasi
kondisi ini maka harus
diberikan perlakuan tertentu
untuk memisahkan campuran
komponen ini. Salah satu
cara yang dapat
dilakukan adalah dengan
menambahkan bahan lain
ke dalam campuran yang
akan di destilasi, bahan ini
dikenal dengan nama
entrainer, yaitu suatu bahan
yang ditambahkan untuk
merubah komposisi ikatan
kimia antar molekul
penyusun campuran. Penambahan entrainer
dilakukan untuk destilasi
biner atau dua
komponen, tetapi untuk destilasi
multi komponen tidak
perlu dilakukan penambahan
entrainer karena komponennya
sudah memiliki komposisi
uap yang berbeda
yang disebabkan oleh
perbedaan titik didih masing-masing
komponen.[13]
Pemisahan
campuran yang membentuk
larutan non ideal dapat
menunjukkan perilaku yang
lebih rumit. Campuran tersebut
tidak dapat dipisahkan
secara menyeluruh ke dalam
komponen-komponennya, karena bila
dididihkan campuran akan
mendidih dengan konstan. Campuran semacam
ini disebut azeotrop. Azeotrop yaitu
campuran yang mendidih
pada suhu konstan
dengan komposisi yang
konstan. Campuran HCl dan air
adalah contoh larutan
non ideal yang
menunjukkan deviasi negatif
besar.[14]
BAB III
METODE PERCOBAAN
A.
Waktu dan Tempat
Hari
/ Tanggal : Jum’at / 02
Mei 2014
Pukul
: 13.30 – 16.00 Wita
Tempat : Laboratorium Kimia
Analitik
UIN Alauddin
Makassar.
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
Alat
yang digunakan pada
percobaan ini adalah
hot plate, labu destilasi
1000 ml, kondensor,steel head, adaptor, termometer 1000c,
gelas ukur 25 ml, erlenmeyer 300 ml, gelas
piala 200 ml, botol semprot, statif dan klem, selang karet, kasa
asbes, gabus berlubangdan batu
didih .
2.
Bahan
Bahan yang
digunakan pada percobaan
ini adalah aluminium
foil, air kanal, es batu, tissue
dan vaselin .
C.
Prosedur Kerja
Prosedur
kerja yang dilakukan pada percobaan
ini adalah memasukkan
sampel air kanal
300 ml ke dalam
labu destilasi. Memasukkan batu
didih . Merangkai alat destilasi. Memasang selang
karet dan menghubungkan
dengan sumber air
yang telah di beri
es batu. Menyambungkan dengan
arus listrik. Mengalirkan air
melalui alat pendingin
(kondensor). Memanaskan sampel air
dalam labu destilasi
hingga mendidih. Mengamati kenaikan
temperatur pada labu
destilasi. Membaca titik didih
sampel dalam labu destilasi. Mengamati suhu
ketika sampel mulai
menguap dan ketika
sampel mulai menetes. Mengukur volume
destilat.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Dari
percobaan yang telah
dilakukan maka dapat
diamati sebagai berikut :
NO.
|
Keadaan
|
Suhu
|
Volume
|
1.
2.
|
Saat
mulai menguap
Saat
Mulai Menetes
|
49oC
93 oC
|
32 ml
32
ml
|
B.
Pembahasan
|
Percobaan ini dilakukan untuk
mengetahui prinsip dasar destilasi
secara sederhana dengan menggunakan sampel air
kanal, prinsip dasar
destilasi sederhana adalah
perbedaan titik didih dari zat-zat cair dalam campuran zat cair tersebut
sehingga zat (senyawa) yang memiliki titik didih terendah akan menguap lebih
dahulu, kemudian apabila didinginkan akan mengembun dan menetes sebagai zat
murni (destilat). Hal yang pertama dilakukan adalah
memasukkan sampel dan batu didih ke
dalam labu destilasi, fungsi dari penambahan dari batu didih ini adalah
untuk mempercepat sampel
mendidih dan sebagai pencegah letupan-letupan sehingga mengurangi resiko kecelakaan pada saat melakukan
proses destilasi. Kedua, merangkai
alat destilasi dan
menjalankan air pada
selang karet. Fungsi air
yang masuk dan
keluar melalui selang
karet yaitu sebagai
sumber pendingin uap
yang berada pada
kodensor. Ketiga, menghubungkan labu destilasi dengan kondensor dan
memanaskan sampel tersebut sampai mendidih dan mengukur suhunya dengan
termometer.Fungsi dari saling hubung
antara labu destilasi
dengan kondensor yaitu
untuk menyalurkan uap
dari labu destilasi
dan didinginkan dalam
kondensor. Termometer berfungsi sebagai
penentu temperatur baik sebelum
sampel mendidih, setelah mendidih
dan menghasilkan uap
hingga saat air
mulai menetes atau
menghasilkan air murni (destilat)
|
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwasampel tersebut menguap tepat pada suhu 49oC dengan volume
awal sampel 300 mL dan setelah didestilasi menghasilkan destilat sebesar 32 mL .
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan
dari percobaan ini
adalah sebagai berikut :
1.
Prinsip dasar
destilasi sederhana adalah
perbedaan titik didih dari zat-zat cair dalam campuran zat cair tersebut
sehingga zat (senyawa) yang memiliki titik didih terendah akan menguap lebih
dahulu, kemudian apabila didinginkan akan mengembun dan menetes sebagai zat
murni (destilat).
2.
Destilat yang
diperoleh sebanyak 32 ml.
B.
Saran
Saran
yang ingin disampaikan
untuk percobaan selanjutnya
yaitu sebaiknya digunakan
pula sampel lain
misalnya air berkarbonasi (air soda)
sehingga hasilnya dapat
di bandingkan dengan percobaan
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar